TANAH MERAH KEDIMPEL, BANGKA TENGAH — Diberitakan sebelumnya diduga warga yang pro tambang melakukan intimidasi kekerasan terhadap warga masyarakat Tanah Merah berupa pemukulan dan penganiayaan. Pada Jum’at malam, 7 Maret 2025.
Insiden ini terjadi usai kekecewaan masyarakat atas sikap mitra tambang PT Timah yakni CV. Alam Memberi Rejeki (AMR) yang diduga abai terhadap kewajibannya bakal menambang di IUP PT. Timah Dusun Tanah Merah, Desa Kedimpel, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah.
Pasalnya, permintaan masyarakat setempat agar aktivitas penambangan yang dilakukan oleh CV. Alam Memberi Rejeki di wilayah perairan Tanah Merah membawa dampak peningkatan ekonomi masyarakat setempat bukan hanya menerima dampak kerusakan alam.
Tidak sampai disitu, tersiar kabar CV. Alam Memberi Rejeki (AMR) diduga melakukan monopoli dalam melaksanakan penambangan di wilayah perairan laut Dusun Tanah Merah. Namun
Ihwal tersebut di bantah oleh Bahtiar selaku Kepala Desa (Kades) Kedimpel Dusun Tanah Merah.
Kepada catatan-merah.com dirinya menyampaikan, isu monopoli tersebut tidaklah benar. Malainkan hanya sengaja dibesar-besarkan oleh pihak lain.
Pasalnya, kesepakatan masyarakat hanya menginginkan satu CV saja dalam penambangan agar proses perjalanannya mudah di atur.
“Kesepakatan masyarakat hanya satu CV agar seger (mudah) di atur kalau satu pintu. Isu monopoli itu tidak benar.
Isu disebarkan oleh pihak-pihak lain. Ya mungkin oleh CV lain yang sebelumnya pernah menawarkan agar bisa masuk.
Ada beberapa CV yang mau masuk datang, tapi hasil kesepakatan masayarakat hanya menerima satu CV agar satu pintu agar nanti mudah di atur.
Konvensasinya, Desa mendapatkan 20.000 perkelo dari hasil tambang dari pihak CV AMR.
Sebenarnya kericuhan kecil itu hanya soal kecemburuan sosial saja. Karena nelayan yang berjumlah 40 lebih KK mendapatan bantuan alat tangkap ikan yang di berikan PT. Timah.
Nah sedangkan warga didarat minta disetarakan. Kan dak mungkin harus disetarakan dengan harga mesin 20 lebih juta harus di berikan ke 270 Kepala Keluarga (KK)
Namun solusinya, pihak CV AMR memang pernah berjanji dan sepakat memberikan bantuan kepada masyarakat darat. Ya semacam bantuan THR lah seminggu sebelum lebaran.
Mungkin karena tidak sabar ahirnya terjadi salah paham. Tapi kemaren la diselesaikan, dan sekarang penambangan sudah berjalan”,jelas Kades Bahtiar.
Lebih lanjut, Kepala Desa juga menyampaikan, total keseluruhan Ponton Isap Pruduksi (PIP) yang menambang di perairan laut Dusun Tanah Merah sebanyak 80 unit. Walaupun sebelumnya kesepakatan masyarakat hanya sebanyak 30 unit. pasalnya banyaknya permintaan pihak PIP yang tertarik ikut melakukan penambangan.
“Sebenarnya kesepakatan masyarakat hanya 30 ponton, tapi sekarang berjumlah sekitar 80 unit. Karena banyak yang mau masuk ikut nambang”, jelas kades saat ditemui dikediamannya di Dusun Tanah Merah. Sabtu, 8 Maret 2025.
Hal senada juga di sampaikan Acing selaku Direktur CV. Alam Mencari Rezeki (AMR). Melalui sambunga telepon dirinya menceritakan sebelum melakukan penambangan, CV AMR sudah melakukan sosialisasi ke warga masyarakat beserta dengan memberikan bantuan sembako saat diundang makan bersama warga masyarakat Dusun Tanah Merah.
“Sudah sosialisasi sebelum melakukan penambangan, sepakat kami memberikan Konvensasi sebesar 20.000 perkelo dari hasil timah. Dalam sosialisasi itu kita juga sambil memberikan bantuan kesemua warga berupa sembako saat acara kita pernah makan-makan bersama dan hari ini penambangan sudah berjalan”,papar direktur CV. AMR Acing.
Di kesempatan yang sama NR korban kekerasan pemukulan yang diduga dilakukan oleh pihak Pro tambang di areal halaman kediaman Kepala Desa mengatakan, bahwa perkara tersebut terus berlanjut dan di tangani oleh pihak yang berwajib guna menempuh proses hukum sesuai laporan.
“Mengenai tambang sudah berjalan, saya kurang tau bang karna saat ini saya sedang kerja diluar. Hanya saja proses hukum terkat pemukulan terus lanjut sesuai laporan dan sekarang sedang ditangani oleh pihak kepolisian.
Untuk kelanjutan sejauh mana laporannya, nanti akan saya tanya lagi ya ke bagian saya melapor”,ungkapnya kepada catatan-merah.com

Sekedar informasi
1. Korban Pemukulan :
– Nama : NR
– Alamat : RT. 06 Dusun Tanah Merah.
Adapun terduga pelaku pemukulan :
1. Nama : RS
Alamat : Rt. 06 Dusun Tanah Merah.
Pasca tragedi tersebut, Anggi Siahaan selaku Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk dalam pres rilsnya dibeberapa media lokal menyampaikan, PT Timah Tbk menyesalkan kejadian tersebut. Tak tanggung-tanggung, bahkan Anggi mengatakan akan menghentikan sementara waktu operasi produksi di wilayah tersebut hingga
“Terimakasih atas infonya. Menyikapi peristiwa ini, Perusahaan sungguh menyesalkan Kejadian yg terjadi, mengingat Perusahaan sejak awal selalu berupaya menjaga hubungan yang baik khususnya terhadap Masyarakat.
Untuk itu pelaksanaan operasi produksi kemitraan akan dilakukan pemberhentian sementara sampai dengan persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik..”kata Anggi melalui aksaranews. Pada Jumat (7/3/25).
Namun, ditengah proses hukum perkara pemukulan terhadap warga, penambangan di perairan laut Dusun Tanah Merah oleh CV AMR kini sudah berjalan.
Sebelumnya, usai kejadian tersebut NS warga setempat pernah mengutarakan keresahan dampak sosial adanya aktivitas penambangan, serta meminta PT. Timah Tbk selaku pemegang IUP mengganti kemitraan agar peristiwa serupa tidak terulang kembali hingga memberikan jaminan keamanan dari Kepolisian dan pihak terkait.
“Kalau tidak di ganti Mitranya, apa jaminan yang diberikan oleh PT. Timah? Kalau hal ini tidak terulang kembali. Wajarlah kami masyarakat mengeluh dengan aktivitas tambang karena kami yang terdampak.
Dulu sebelum ada tambang masyarakat kampung ini damai dan rukun. Sekarang timbul keresahan sesama warga mulai terlihat kurang akur. Terkesan situasi mulai menjadi tidak kondusif, wajar sehingga ada ketakutan menghantui”,pungkasnya.
(Abie)