CATATAN-METAH.COM, BANGKA SELATAN — Gelombang aksi mahasiswa dan aliansi masyarakat yang marak di berbagai daerah Indonesia ikut mengguncang Kabupaten Bangka Selatan. Ratusan massa berkumpul di halaman gedung DPRD Basel, Jumat (5/9/2025), menyuarakan 10 poin tuntutan moral. Salah satunya: pencabutan izin Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dianggap merugikan warga Desa Bedengung.
Aksi yang dipimpin Batara Harahap itu awalnya berjalan tertib dan damai. Massa menyampaikan keresahan tanpa tindakan anarkis. Namun, tensi mendadak meninggi ketika Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid, memotong pembacaan tuntutan.
Alih-alih menenangkan, Riza justru melontarkan pernyataan yang memicu kontroversi. Dengan nada tinggi, ia mengklaim sudah lebih dulu bertindak sebelum ada tuntutan massa. Bahkan, ia menyebut dirinya sebagai pemimpin terbaik di hadapan para pendemo.
> “Bapak kemarin ikut rapat nggak? Ini sudah kami bahas. Jadi sebelum rakyat nuntut, saya sudah berbuat. Makanya ikut rapat. Saya ini pelayan terbaik hari ini. Silakan dicek, sebelum dan sesudah Bangka Selatan ada saya,” ujar Riza lantang.
Pernyataan itu sontak memantik ketegangan. Perwakilan massa mencoba menjelaskan bahwa aspirasi mereka bukan sekadar soal rekomendasi, melainkan menyangkut status dan hak masyarakat yang sejak lama menggantungkan hidup di lahan HTI.
Situasi baru kembali terkendali setelah Ketua DPRD Basel bersama Wakil Bupati turun tangan menenangkan massa dan menerima langsung tuntutan mereka.
Meski mereda, insiden ini meninggalkan catatan penting: di tengah gelombang aspirasi rakyat, seorang pemimpin seharusnya membuka ruang dialog yang menyejukkan, bukan justru memuji dirinya sendiri. Sebab, publik lebih menanti bukti nyata keberpihakan pemerintah ketimbang retorika berlebihan. (Red/SAP)
Sumber Tiktok @Batara-toboali